Friday, August 10, 2018

Jurnal Komunikasi Petani Garam Dalam Menyikapi Fake News


Komunikasi Petani Garam Dalam Menyikapi Fake News
(Studi Kasus di Desa Pangarengan Kabupaten Sampang)
Oleh:
Rosy Mahko Taro


Abstrak
Bagaimana mereka menanggapi berita mengenai garam import yang akan dijual ke masyarakat. Penelitian ini menggunakan metode kualitatif deskriptif, yang dimana metode ini menjelaskan dan menceritakan secara detail mengenai permasalahan yang ada di lapangan atau saat mendapatkan data yang dibutuhkan. Hasil penelitian menunjukan dari temuan tentang berita garam import yang akan dijual ke masyarakat. Sehingga petani garam lebih mempercayai berita bohong daripada mempercayai klarifikasi dari pemerintahan dan berita tersebut menimbulkan demo petani garam yang terjadi dibeberapa wilayah.
Kata Kunci: Berita Hoax, Komunikasi Kelompok, Komunikasi Antarpribadi

Abstract
The purpose of this study was to determine the factors that led to the movement of salt madura farmers. How they respond to news about imported salt to be sold to the public. This research uses descriptive qualitative method, which in this method explains and tells in detail about the problems that exist in the field or when getting the required data. This research result show findings about imported salt news to be sold to the public. So salt farmers trust the false information (hoax) rather than trusling the clarification of the government and the news raises salt farmers demos that take place in some areas in Madura.
Keywoard: False Information (Hoax), Group communication, Communication Interpersonal

 
A.    Pendahuluan
Hoax (pemberitaan palsu) pada akhir-akhir ini sering muncul pada internet maupun media sosial. Hoax sebenarnya sudah ada dan muncul dari sebelum adanya internet, namun pada saat itu penyebaran berita hoax hanya dapat dilakukan terhadap masyarakat yang berada disekitarnya seperti organisasi dan kelompok, penyebaran berita hoax dilakukan melalui sebuah obrolan antar individu maupun kelompok dan kemudian individu tersebut menerima dengan mudahnya sehingga menyebarkannya kepada orang lain yang berada disekitar mereka. Hoax dapat menggiring opini masyarakat dengan suatu berita yang tidak dapat dipertanggungjawabkan. Memaksa masyarakat untuk menerima berita tersebut tanpa adanya kepercayaan, berbeda dengan orang yang memiliki pemikiran kritis, dia tidak akan mudah merima segala sesuatu tanpa bukti yang konkrit akan berita yang beredar di kalangan masyarakat. Pada dasarnya tersebarnya berita hoax tidak lain adalah untuk kepenting sendiri, merusak citra dari seseorang, peusahaan, atau yang lainnya. Sehingga ketika mereka menyebarkan berita hoax, mereka sama saja sedang ingin menjatuhkan suatu pihak yang dianggap tidak sesuai dengan prinsipnya atau persaingan yang sedang terjadi.
Berita hoax sebenarnya telah terjadi sebelum adanya internet ataupun media lainnya. Berita hoax tersebar dari sebuah kelompok kecil yang dimana dalam kelompok tersebut yang menyebarkan berita hoax. Dari kelompok kecil berita tersebar ke masyarakat sekitar, proses penyebaran berita palsu atau hoax pada saat itu terjadi sangat lambat karena tidak adanya media dan fasilitas yang digunakan. Penyebaran tersebut terjadi dari obrolan ke obrolan, obrolan tersebut jika ada di jaman sekarang biasa disebut gosip, yang dimana berita tersebut tidak diketahui kebenarannya. Apakah berita yang mereka dengar adalah berita yang benar-benar terjadi atau berita palsu. Namun pada saat berkomunikasi dengan masyarakat sekitar kita membuat pemberitaan hoax muncul dimana-mana dan proses penyebaran berita tersebut terbilang sangat cepat. Terdapat banyak orang yang salah menggunakan kemampuan persepsi mereka sebagai bahan provokasi untuk saling menjatuhkan dan tidak segan-segan untuk memberikan informasi yang tidak benar (hoax) untuk menjatuhkan lawannya. Dan dengan mudahnya masyarakat yang mendengarkan dapat menerima berita tersebut tanpa mengetahui kebenarannya, seolah-olah apa yang tercantum di internet adalah fakta yang terjadi. Di jaman ini berbagai berita hoax sangat banyak, mulai dari perekonomian, politik, dan perdagangan.
Banyak masyarakat ketika membaca berita ataupun mendengar berita dan berita tersebut berasal dari obrolan semata maka berita yang mereka dengar adalah berita yang benar-benar terjadi benar adanya. Seolah-olah mutlak kebenarannya tanpa mencari tahu bukti dan data yang benar. Bahkan mereka melakukan tindakan share kepada teman-temannya, dan bahkan ketika temannya juga memiliki pemikiran yang sama maka mereka akan melakukan tindakan share tanpa tahu apa-apa karena berita tersebut diterima dari orang yang merasa dia percaya atau teman terdekatnya. Keadaan seperti itu membuat beberapa pihak mendapatkan keuntungan dan beberapa pihak merasa dirugikan oleh berita yang tidak benar adanya. Pemberitaan hoax tidak hanya muncul yang melibatkan politik namun juga mengenai ekonomi bahkan dunia artis juga. Dengan mudahnya masyarakat mengakses sebuah pemberitaan mereka juga dengan mudah mencari dan berbagi informasi yang mereka dapatkan dalam internet maupun media sosial.
Dengan berkomunikasi antar sesama, masyarakat dapat mencari informasi, bertukar informasi, dan menyampaikan informasi, dengan sesamanya yang berada disekitarnya. Sedangkan dampak negatif yang didapatkan adalah pemberitaan yang tidak benar atau berita hoax yang tidak mencamtumkan sumber yang jelas atau bukti-bukti yang konkrit. Isu mengenai sebuah berita terkadang tidak dapat dipertanggung jawabkan oleh orang yang mengucapkan atau menyampaikan berita tersebut, kurangnya bukti yang jelas dan sumber yang jelas menjadi perihal utama untuk menjadi acuan apakah kita harus percaya atau tidak. Karena pada dasarnya manusia ketika mendapatkan informasi dengan sangat cepat menyebarkannya kepada orang sekitar, menggunakan media maupun tidak menggunakan media. Hanya berbekal berkomunikasi saja mereka mampu menyebarkan informasi ke orang terdekat mereka
Pentingnya berkomunikasi sebagai penghubung masyarakat yang memiliki jarak yang begitu jauh, tidak saling mengenal dan menjadi kenal, khususnya untuk mendapatkan sebuah informasi sangatlah mudah di jaman saat ini. Terdapat masyarakat yang membentuk kelompok untuk mencapai tujuan dan visi misi yang sama, yang dimana mereka dapat terhubung dengan orang yang memiliki visi misi atau hobi yang sama.  Masyarakat saat ini sangat bergantung kepada komunitas untuk mencapai sesuatu yang diinginkannya misalnya dalam hal untuk mendapatkan informasi. Penerima informasi tidak hanya dapat menerima saja, namun juga dapat memberikan informasi kepada masyarakat lainnya atau kepada komunitas itu sendiri. Terkadang seseorang dengan mudahnya elakukan share kepada orang lain dengan begitu informasi yang mereka dapat tersebar begitu cepat di kalangan masyarakat, hingga penerima memiliki pendapat pribadi mengenai berita tersebut.



B.     Tinjauan Pustaka
Komunikasi
Komunikasi adalah salah satu dari aktivitas manusia yang dapat dikenali oleh semua orang namun sangat sedikit orang yang dapat mendefinisikan komunikasi seperti apa. Komunikasi memiliki variasi definisi yang tidak terhingga seperti; saling berbicara sau sama lain, televisi, penyebaran informasi, gaya rambut kita, kritik sastra, dan masih banyak lagi. “Komunikasi adalah proses kegiatanpengoperan/penyampaian warta/berita/informasi yang mengandung arti dari satupihak (seseorang atau tempat) kepada pihak (seseorang atau tempat) lain dalam usaha mendapatkan saling pengertian” Menurut Wursanto (2001:31).
Kamus Besar Bahasa Indonesia menyatakan bahwa komunikasi adalah pengiriman atau penerimaan pesan atau berita antara dua orang atau lebih dengan cara yang tepat sehingga pesan yangdimaksud dapat dipahami; hubungan; kontak. Berlo dalam Erliana Hasan (2005:18) mengemukakan komunikasi sebagai suasana yang penuh keberhasilan jika dan hanya jika penerima pesan memiliki makna terhadap pesan tersebutdimana makna yang diperolehnya tersebut sama dengan apa yang dimaksudkan oleh sumber.
Di desa Pangarengan komunikasi yang dilakukan oleh para petani garam sering dilakukan, karena komunikasi yang dilakukan untuk mencari informasi atau memberi informasi untuk kepentingan mereka. Dalam hal ini mereka bertukar informasi mengenai garam import yang terjadi di Indonesia pada saat ini. Sehingga pentingnya komunikasi bagi mereka sangat dibutuhkan baik oleh petani garam maupun juragan garam.
Komunikasi Interpersonal
Secara umum komunikasi antarpribadi dapat diartikan sebagai suatu proses pertukaran makna pesan atau arti antara dua orang atau lebih yang saling berkomunikasi. Pengertian proses komunikasi antar pribadi mengacu pada perubahan dan tidakan (action) yang berlangsung terus-menerus selama berkomunikasi. Komunikasi antarpribadi juga merupakan suatu pertukaran, yaitu tindakan menyampaikan dan menerima pesan secara timbal balik (feed back). Sedangkan makna, yaitu sesuatu yang dipertukarkan dalam proses tersebut, adalah kesamaan pemahaman di antara orang-orang yang berkomunikasi terhadap pesan-pesan yang digunakan dalam proses komunikasi. Komunikasi interpersonal atau komunikasi antarpribadi adalah proses pertukaran informasi atau pesan serta pemindahan pengertian antara dua orang atau lebih di dalam suatu kelompok manusia kecil dengan berbagai efek dan umpan balik (feed back) yang diakibatkan oleh pesan atau informasi itu sendiri. “Komunikasi antarpribadi adalah komunikasi yang berlangsung dalam situasi tatap muka antara dua orang atau lebih, baik secara terorganisir maupun pada kerumunan orang.” Wiryanto dalam Riska (2007: 5)
                Pada saat ini memang banyak masyarakat tidak dapat dipungkiri bahwa mereka saling bertukar informasi dengan individu yang lain. Dilakukannya komunikasi tatap muka untuk mendapatkan pengertian atau informasi yang lebih jelas dari individu yang mana memberikan informasi sesuai dengan kebutuhan orang tersebut. Dengan memperhatikan tindakan (action) yang mereka dapat setelah mendapatkan apa yang mereka inginkan. Dan tentu mereka yang memberikan informasi mengharapkan umpan balik (feedback) dari lawan bicaranya. “Komunikasi interpersonal adalah penyampaian pesan oleh satu orang dan penerima pesan oleh orang lain atau sekolompok kecil orang, dengan berbagai dampaknya dan dengan peluang untuk memberikan umpan balik segera.” Devito dalam Effendy (2003: 30)
            Komunikasi antar pribadi merupakan action oriented, ialah suatu tindakan yang berorientasi pada tujuan tertentu. Tujuan komunikasi antar pribadi itu bermacam-macam. Beberapa diantaranya dipaparkan berikut ini: Suranto Aw (2011: 19)
a.       Mengungkapkan perhatian kepada orang lain
b.      Menemukan diri sendiri
c.       Menemukan dunia luar
d.      Membangun dan memelihara hubungan yang harmonis
e.       Mempengaruhi sikap dan tingkah laku
f.        Mencari kesenangan atau sekedar menghabiskan waktu
g.      Menghilangkan kerugian akibat salah komunikasi
h.      Memberikan bantuan (konseling)
Dalam buku Alo Liliweri kmunikasi antar pribadi Alo Liliweri mengutip pendapat Joseph A. Devito mengenai ciri-ciri komunikasi antarpribadi yang dilakukan hingga efektif, yaitu:
a.       Keterbukaan (openness)
Kemauan sesorang menanggapi dengan senang hati dan ikhlas mengenai informasi yang diterima di dalam menghadapi hubungan antarpribadi. Kualitas keterbukaan seseorang mengacu pada tiga aspek dari komunikasi interpersonal. Pertama, komunikator interpersonal yang efektif harus terbuka kepada komunikannya. Ini tidaklah berarti bahwa orang harus dengan segera membukakan semua riwayat hidupnya.


b.      Empati (empathy)
Empati adalah kemampuan seseorang untuk mengetahui apa yang sedang dialami orang lain pada suatu saat tertentu semisal terjadi sebuah masalah, dari sudut pandang orang lain itu, melalui sudut pandang orang lain. Berbeda dengan simpati yang artinya adalah merasakan bagi orang lain, mengetahui orang tersebut mengenai perasaannya yang dialaminya saat itu. Orang yang berempati mampu memahami kondisi orang lain pada saat itu, dan pengalaman orang lain, perasaan dan sikap mereka, serta harapan dan keinginan mereka untuk masa yang akan datang sehingga dapat mengkomunikasikan empati, baik secara verbal maupun non-verbal.

c.       Dukungan (supportiveness)
Situasi yang sangat terbuka untuk mendukung komunikasi berlangsung efektif. Hubungan interpersonal yang efektif adalah hubungan dimana terdapat sikap mendukung. Individu memperlihatkan sikap mendukung dengan bersikap deskriptif bukan evaluatif, spontan bukan strategik.

d.      Rasa Positif (positiveness)
Seseorang harus memiliki perasaan positif terhadap dirinya dan mengenyampingkan rasa negatif, mendorong orang lain lebih aktif berpartisipasi dalam kegiatan positif, dan menciptakan situasi komunikasi kondusif untuk interaksi yang efektif.

e.       Kesetaraan (equality)
Komunikasi antarpribadi akan sangat efektif apabila suasananya setara atau netral tanpa ada kepentingan tersendiri dan maksud terselubung. Artinya, ada pengakuan secara diam-diam bahwa kedua belah pihak menghargai, berguna, dan mempunyai sesuatu yang penting untuk disumbangkan. Kesetaraan meminta kita untuk memberikan penghargaan positif tak bersyarat kepada individu lain. Liliweri (1991: 13)
Adapun fungsi dari komunikasi antarpribadi adalah berusaha untuk meningkatkan
a.       hubungan insan (human relation),
b.      menghiindari dan mengatasi konflik-konflik pribadi yang ada,
c.       mengurangi ketidakpastian sesuatu,
d.      serta berbagi pengetahuan dan pengalaman dengan orang lain.

Komunikasi Kelompok
Michael Burgoon (Wiryanto, 2005: 52) mendefinisikan komunikasi kelompok sebagai interaksi secara tatap muka antara tiga orang atau lebih, dengan tujuan yang telah diketahui, seperti berbagi informasi, menjaga diri, pemecahan masalah, yang mana anggota-anggotanya dapat mengingat karakteristik pribadi anggotaanggota yang lain secara tepat. Kelompok adalah sekumpulan orang yang mempunyai tujuan bersama yang berinteraksi satu sama lain untuk mencapai tujuan bersama, mengenal satu sama lainnya, dan memandang mereka sebagai bagian dari kelompok tersebut. Kelompok ini misalnya adalah keluarga, kelompok diskusi, kelompok pemecahan masalah, atau suatu komite yang tengah merapat untuk mengambil suatu keputusan.
Dalam komunikasi kelompok, juga melibatkan komunikasi antarpribadi. Karena itu kebanyakan teori komunikasi antarpribadi berlaku juga bagi komunikasi kelompok. (Mulyana, 2005: 61). Setiap kegiatan yang dijalankan oleh manusia dikarenakan timbul faktor-faktor yang mendorong manusia tersebut untuk melakukan suatu pekerjaan. Begitu pula dengan kegiatan komunikasi yang dilakukan oleh pihak-pihak yang terlibat, didorong oleh faktor-faktor tertentu. Mengapa manusia ingin melaksanakan komunikasi dengan yang lainnya, khususnya komunikasi kelompok adalah kumpulan orang-orang yang memiliki kesadaran bersama akan keanggotaan dan saling berinteraksi. Atau dengan kata lain, kelompok adalah kumpulan orang yang saling berinteraksi, interdependen (saling tergantung antara satu dengan yang lainnya), dan berada bersama-sama untuk mencapai tujuan yang sama. Dua faktor utama yang mengarahkan pilihan tersebut adalah kedekatan dan kesamaan.

Berita Hoax
Hoax memiliki tujuan untuk membuat opini publik, menggiring opini masyarakat, membentuk persepsi masyarakat akan sesuatu yang diberitakan. Tentu adanya berita hoax akan membuat beberapa pihak akan dirugikan karena berita yang disebarkan itu adalah tidak benar. Adanya penyalahgunaan media sosial yang terhubung dengan jaringan internet untuk menyebarkan berita hoax. Adanya berita hoax tentu akan menimbulkan provokasi, fitnah untuk menjatuhkan sasaran atau lawan yang ditujukan pada perusahaan atau seseorang. “Hoax adalah usaha untuk menipu atau mengakali pembaca/pendengarnya untuk mempercayai sesuatu, padahal sang pencipta berita palsu tersebut tahu bahwa berita tersebut adalah palsu.” Rianto, Dedi (2017: 61)
Munculnya berita di media sosial, masyarakat yang menggunakan intenet dan media sosial dengan mudahnya menerima berita tersebut tanpa mengetahui kebenarannya, seolah-olah apa yang tercantum di internet adalah fakta yang terjadi, yang ternyata dalam berita tersebut tidak terdapat sumber yang jelas baik itu melalui web, rekaman suara, rekaman video, dan foto atau gambar. Ketika masyarakat merasa berita tersebut benar adanya, mereka akan melakukan share kepada teman-temannya dan kepada publik seperti facebook, Instagram, whatsapp, bbm dan media sosial laninnya. Bahkan ketika khalayak juga memiliki pemikiran yang sama, menganggap apa yang mereka temukan di dalam media sosial maupun internet adalah fakta atau sebuah kebenaran yang pasti mereka akan melakukan tindakan share tanpa tahu apa-apa karena berita tersebut diterima dari media sosial dan internet yang mereka menggap itu adalah sebuah kebenaran meskipun tanpa adanya sumber yang jelas.

Keadaan seperti itu membuat beberapa pihak mendapatkan keuntungan dan beberapa pihak merasa dirugikan oleh berita yang tidak benar adanya. Tentu dari pihak yang merasa dirugikan akan melakukan sebuah tindakan jika memang berita tersebut memang tidak benar atau tidak sesuai dengan fakta yang ada. Tidakan tersebut adalah klarifikasi di media massa baik itu media cetak (majalah, surat kabar, tabloid) maupun di media elektronik (tv, radio, internet).
Menurut Rianto, Dedi (2017: 63) terdapat jenis-jenis informasi hoax yang beredar di masyarakat.
1.      Fake News (Berita bohong): Berita yang berusaha menggantikan berita asli. Berita ini bertujuan untuk memalsukan kebenaran yang terjadi di kalangan pemberitaan. Jadi terdapat beberapa pihak yang akan dirugikan oleh berita bohong tersebut.
2.      Clickbait (tautan jebakan): Tautan yang diletakkan secara strategis di dalam suatu situs dengan tujuan untuk menarik orang untuk masuk ke situs tersebut. Konten dalam berita ini sesuai dengan fakta, akan tetapi tidak sesuai dengan judul, karena judul dibuat berlebihan dan memberi thumbnail yang menarik untuk mendapatkan pembaca. Membuat judul atau thumbhnail yang tidak sesuai dengan isi konten yang mereka post untuk menarik minat pembaca.
3.      Confirmation bias (bias konfirmasi): Kecenderungan untuk menginterpretasikan kejadian yang baru terjadi sebaik bukti dari kepercayaan yang sudah ada.
4.      Misinformation: informasi yang salah atau tidak akurat, terutama yang ditujukan untuk menipu. Sering ditemukan pada penjualan online atau online shop. Tentu informasi yang didapatkan tidak memiliki bukti yang kuat dan sumber yang jelas
5.      Satire: sebuah tulisan yang menggunakan humor, ironi, hal yang dibesar-besarkan untuk mengkomentari kejadian yang sedang hangat.
6.      Post-truth (pasca kebenaran): kejadian dimana emosi lebih berperan daripada fakta untuk membentuk opini publik. Disini seseorang lebih memprovokasi kepada masyarakat untuk membuat pemikiran yang sama dengan orang tersebut
7.      Propaganda: aktivitas menyebar luaskan informasi, fakta, argument, gossip, setengah-kebenaran, atau kebohongan untuk mempengaruhi publik.
Petani Garam
            Petani garam adalah orang yang berprofesi sebagai petambak garam yang dimana dalam pekerjaan tersebut mereka bekerja dalam memproduksi atau membuat garam. Petani garam memproduksi atau membuat garam saat musim kemarau untuk memperoleh kualitas yang baik dan jumlah produksi garam yang begitu banyak. Sedangkan saat musim hujan untuk memproduksi atau membuat garam akan merasa kesulitan karena kondisi yang selalu hujan dan sulit untuk menerima matahari langsung yang mengarah ke tambak garam tersebut. Tambak garam dapat dimiliki petani garam, namun dalam hal ini sulit ditemui di beberapa daerah. Sedangkan pada kenyataannya tambak garam hanya dimiliki orang yang berpenguasa atau orang yang memiliki banyak kekayaan, biasanya orang tersebut dinamai juragan garam. Tambak garam adalah kolam yang dangkal dan di buat serta dirancang untuk menghasilkan garam dari air laut. Tambak garam biasanya berlokasi yang dekat dengan laut, sehingga dalam mengisi kolam tambak lebih mudah. Air laut atau air asin  dimasukkan ke kolam besar dan diproses dalam keadaan musim kemarau sehingga menghasilkan garam.

C.    Metode
Penelitian ini menggunakan jenis penelitian deskriptif kualitatif. Penelitian deskriptif hanya akan memaparkan situasi, keadaan atau peristiwa, sehingga peneliti tidak perlu mencari atau menjelaskan hubungan/korelasi. “Metode deskriptif dapat diartikan sebagai prosedur pemecahan masalah yang diselidiki dengan menggambarkan atau melukiskan keadaan subjek atau objek penelitian  (seseorang, Lembaga, masyarakat, dan lain-lain) pada saat ini berdasarkan fakta-fakta yang tampak atau sebagaimana adanya.” Nawawi (2003: 63)
Penelitian kualitatif untuk memahami fenomena tentang apa yang dialami oleh subjek penelitian, misalnya perilaku, persepsi, motivasi, dan tindakan. Secara holistis, dan dengan cara deskripsi dalam bentuk kata-kata dan Bahasa, pada suatu konteks khusus yang alamiah dan dengan memanfaatkan berbagai metode alamiah.” Meleong (2014: 6). Informan dalam penelitian ini adalah petani garam dan juragan garam.
D.    Hasil
Setelah peneliti melakukan observasi di desa pangarengan, kecamatan Sampang, Kab. Sampang mengenai garam import yang baru masuk akhir-akhir ini. Peneliti menemukan beberapa data mengenai garam import yang masuk di Indonesia, garam import yang masuk ke Indonesia dari negara philipina, Australia, maupun India. Peneliti mendapatkan data tersebut dari informan yaitu juragan garam dan petani garam. Dengan beredarnya berita mengenai garam import yang masuk di Indonesia, hampir seluruh orang yang berprofesi sebagai petani garam mengetahui akan hal tersebut. Berita mengenai garam import yang mereka dapat adalah berita garam import yang akan dijual sebagai konsumsi dipasaran, layaknya seperti garam pada umumnya. Kita dapat menemui garam diberbagai pasar, dan toko.
Namun berita yang mereka dapat bahwa garam import yang akan dijual sebagai konsumsi tidak memiliki bukti dan sumber yang jelas. Bisa disebut bahwa orang yang melihat kehadiran garam import turun ke Indonesia adalah sebuah pendapat atau opini masyarakat. Namun pendapat tersebut disebarkan dan menjadi sebuah informasi untuk kalangan petani garam. Sedangkan mereka tidak dapat membedakan opini atau pendapat dengan sebuah informasi yag memiliki bukti dan sumber yang jelas.
Munculnya pemberitaan mengenai garam import yang terjadi di Indonesia saat ini, tentu dengan mudahnya berita tersebut akan menyebar sangat cepat keseluruh juragan garam, petani garam dan pedagang garam yang ada di Indonesia. Akses yang dimudahkan dengan adanya internet menjadi andalan bagi juragan garam yang menggunakan Smartphone untuk mencari tahu berita tentang garam import dan mencari kebenaran yang sedang terjadi saat ini mengapa sampai pemerintah melakukan garam import. Hoax memiliki bertujuan untuk membuat opini publik di masyarakat, menggiring opini masyarakat, membentuk persepsi masyarakat akan sesuatu yang diberitakan. Tentu adanya berita hoax akan membuat beberapa pihak akan dirugikan karena berita yang disebarkan itu adalah tidak benar.
Adanya penyalahgunaan media sosial ataupun dari mereka menyampaikan tanpa melalui media untuk menyebarkan berita hoax. Adanya berita hoax tentu akan menimbulkan provokasi, fitnah untuk menjatuhkan sasaran atau lawan yang ditujukan pada perusahaan atau seseorang.  Fake News adalah berita yang berusaha menggantikan berita asli. Berita ini bertujuan untuk memalsukan kebenaran yang terjadi di kalangan pemberitaan. Jadi terdapat beberapa pihak yang akan dirugikan oleh berita bohong tersebut. Munculnya isu mengenai garam import akan dijual sebagai garam konsumsi tersebar dengan cepat diantaranya melalui media sosial dan obrolan antar petani.
Para juragan garam tentu tidak dapat membedakan isu tersebut fake news dan pendapat seseorang mengenai garam import. Namun dalam hal ini, isu tersebut dapat dikatakan hoax karena tidak terdapat bukti yang jelas dan sumber yang jelas. Ditambah terdapat klarifikasi dari kementrian kelautan dan perikanan yang berada di web resminya. Di klarifikasi tersebut menyatakan bahwa garam import digunakan untuk bahan industri bukan sebagai konsumsi. Penyebaran informasi mengenai garam import diterima dengan sangat cepat oleh juragan garam dan petani garam yang menggunakan Smartphone tentu yang terhubung dengan internet, karena internet dengan menggunakan internet mendapatkan informasi hal serupa sangat cepat untuk diterima oleh penggunanya.
Pada saat ini kebutuhan garam dalam pembuatan bahan industri di Indonesia mengalami peningkatan yang sangat banyak. Butuh garam yang sangat banyak untuk memenuhi kebutuhan para pabrik industri yang berada di Indonesia. Tidak dipungkiri bahwa Indonesia juga diuntungkan pada pabrik industri tersebut untuk meraih keuntungan. Oleh karena itu pemerintah membuka kran import garam untuk memenuhi segala kebutuhan bahan industri tersebut. Peneliti mendapatkan data mengenai rincian penggunaan garam untuk bahan industry dari sebuah acara televisi “Indonesia Business Forum”. Data tersebut memperlihatkan bahwa kebutuhan garam untuk dijadikan sebagai salah satu bahan industri antara lain:
No.
Kebutuhan
Jumlah
1.
Industri Aneka Pangan
460.000 (11,5%)
2.
Kostik Soda
1.838.239 (46,1%)
3.
Farmasi
4.430 (0,1%)
4.
Kertas dan Pulip
538.752 (13,5%)
5.
Pengasinan Ikan
465.398 (11,7%)

Total dari penggunaan garam sebesar 3.983.280
 Tentu kebutuhan garam dalam memproduksi bahan industri tidak diragukan lagi. Butuh garam yang sangat banyak untuk menutupi semua kebutuhan pabrik industri yang berada di Indonesia. Namun, Indonesia masih memiliki PT. Garam dan petani garam lokal untuk megahasilkan garam untuk memenuhi segala sesuatu yang dibutuhkan pabrik industri terkait bahan yang salah satunya adalah garam. Jika hasil garam yang diproduksi dalam negeri ini tidak memenuhi, tentu pemerintah akan membuka kran garam import untuk memenuhi permintaan pabrik industri. Sehingga garam lokal mengelami peyerapan yang tidak maksimal, karena di pasaran sudah terpenuhi oleh garam import.
Peneliti mendapatkan data dari acara televisi “Indonesia Business Forum” data tersebut bersumber dari BPS, Kementrian dan KKP. Dari sumber tersebut di dapatkan data bahwa
Stock Awal
349.505
Produksi
1.500.000
Import
-
Export
-
Penggunaan
3.983.280
Stok Akhir
-2.133.776

Pemerintah melakukan import sebanyak 3.700.000 ton tentu dengan garam import tersebut memiliki lebih yang sangat banyak yaitu 1.566.224. hal itu lah yang membuat pertanyaan bagi para petani garam, juragan garam, dan pedagang. Keputusan pemerintah malukakan import sebanyak 3.700.000 ton untuk memenuhi permintaan pabrik industri mulai menampakan kontra dari masyarakat, tentunya terutama dari petani garam dengan adanya garam import yang memiliki lebih sangat banyak, dan tidak sesuai dengan permintaan kebutuhan pabrik industri untuk membuat bahan industri yang menggunakan bahan garam sebagai salah satu pembuatannya. Petani garam dan juragan garam mulai merasakan ada sesuatu yang aneh dan mulai berasumsi sendiri. Mereka mulai berasumsi sendiri dan berpesepsi sendiri dikarenakan tidak adanya kejelasan mengenai garam import yang memiliki lebih sangat banyak oleh pemerintah Indonesia. Hasil dari garam import tersebut hanya perusahaan industri yang telah terdaftar oleh pemerintah dan memiliki jatah garam import dari pemerintah dan tentunya hanya mereka saja (pabrik industri) yang memiliki garam import.
Dari mereka kumpul-kumpul, para petani garam dan juragan garam berusaha mencari solusi atas kejadian tersebut, meskipun mereka tidak memiliki jabatan untuk bertindak tapi setidaknya mereka berusaha mencari jalan keluar bagaimana garam lokal tidak mengalami penurunan harga serta garam import yang tidak mengganggu penyerapan garam lokal saat ini. Jika dikaitkan dengan teori komunikasi antarpribadi mengenai kesetaraan mereka ketika berkumpul saling terbuka dan tidak memandang jabatan baik sebagai juragan garam ataupun petani garam. Komunikasi antarpribadi akan lebih efektif bila suasananya setara. Artinya, ada pengakuan secara diam-diam bahwa kedua belah pihak menghargai, berguna, dan mempunyai sesuatu yang penting untuk disumbangkan. Komuniksi kelompok yang dilakukan oleh juragan garam dilakukan untuk mendapatkan masa atau audien yang banyak untuk mempermudah juragan garam menyampaikan apa yang dia tahu mengenai garam import, sehingga para pekerja yang begitu banyak langsung mengetahui tanpa memakan waktu yang lama untuk menyebarkan.
Kesetaraan meminta kita untuk memberikan penghargaan positif tak bersyarat kepada individu lain. Liliweri (1991: 13). Keluhan dilontarkan setiap petani garam yang mengalami penurunan harga garam lokal dan mereka hanya bisa terus memproduksi garam yang biasa mereka kerjakan. Kesejahteraan para petani garam hilang dengan sangat cepat seketika muncul garam import. Menurut Analisa peneliti, dengan mengumpulkan para petani garam disebuah tempat akan mendapatkan feedback yang sesuai dengan keinginan dengan juragan garam mengenai garam import, dengan begitu akan ada dukungan dari para petani garam untuk melakukan sebuah tindakan yang memang seharusnya telah dilakukan.
Dalam komunikasi kelompok, juga melibatkan komunikasi antarpribadi. Karena itu kebanyakan teori komunikasi antarpribadi berlaku juga bagi komunikasi kelompok. (Mulyana, 2005: 61). Setiap kegiatan yang dijalankan oleh manusia dikarenakan timbul faktor-faktor yang mendorong manusia tersebut untuk melakukan suatu pekerjaan. Begitu pula dengan kegiatan komunikasi yang dilakukan oleh pihak-pihak yang terlibat, didorong oleh faktor-faktor tertentu. Mengapa manusia ingin melaksanakan komunikasi dengan yang lainnya, khususnya komunikasi kelompok adalah kumpulan orang-orang yang memiliki kesadaran bersama akan keanggotaan dan saling berinteraksi.
Atau dengan kata lain, kelompok adalah kumpulan orang yang saling berinteraksi, interdependen (saling tergantung antara satu dengan yang lainnya), dan berada bersama-sama untuk mencapai tujuan yang sama. Dua faktor utama yang mengarahkan pilihan tersebut adalah kedekatan dan kesamaan. Jadi, antara petani garam dan juragan garam melakukan komunikasi kelompok yang dimana mereka saling berinteraksi lebih dari tiga orang. Mengumpukan beberapa orang yang memiliki kesadaran mengenai pekerjaan mereka, bahwa pekerjaan yang mereka jalani sedang mengalami masalah yang dapat menyebabkan penurunan harga garam serta penyerapan yang tidak maksimal.
Sebelum adanya garam import yang sekarang, pernah terjadi hal serupa pada bulan Oktober hingg menimbulkan demo yang didukung oleh pabrik Susanti. Jika dikaitkan dengan salah satu teori komunikasi antarpriadi mengenai dukungan (supportiveness). Situasi dari pabrik Susanti bergerak secara langsung ketika garam import masuk Indonesia dengan mengajak para petani dan yang berkepentingan untuk melakukan aksi. Situasi yang sangat terbuka untuk mendukung komunikasi berlangsung efektif. Hubungan interpersonal yang efektif adalah hubungan dimana terdapat sikap mendukung. Individu memperlihatkan sikap mendukung dengan bersikap deskriptif bukan evaluatif, spontan bukan strategik. Menurut Analisa peneliti, dukungan yang diberikan oleh pabrik Susanti merupakan sebuah feedback dari kebutuhan mereka akan garam lokal Indonesia, mereka mengajak untuk memperjuangkan garam lokal meskipun mahal. Ada kemungkinan, pabrik susanti telah bekerja sama dengan salah satu juragan dengan mendapatkan harga garam lebih murah dari biasanya.
Sejak saat itu petani garam melakukan audensi ke DPRD Provinsi, setelah melakukan audensi ke DRPD provinsi, dilanjutkan dengan melakukan audensi kepada Gubernur. Fasilitas untuk melakukan audensi ditanggung bersama dengan orang yang memperjuangkan harga garam lokal. Audensi tersebut menghasilkan tiga keputusan. Yaitu:
1.      Sidak kepada perusahaan yang melakukan import
2.      Menekan pemerintahan agar tidak melakukan import berlebih
3.      Pemerintah mulai hati-hati dengan import garam
Sidak yang kepada perusahaan yang dimaksud adalah sidak kepada perusahaan baru yang bernama PT. Mitra Tunggal Swakarsa yang sebelumya belum pernah memproduksi suatu barang yang tidak menggunakan bahan garam, dan perusahaan tersebut tidak memiliki pabrik serta alat produksi untuk membuat pangasinan ikan. Dengan adanya garam import saat ini yang beredar di pasaran Indonesia, tentu para pemilik garam lokal berusaha untuk membuat keadaan berbalik pada sebelumnya ketika musim kemarin dimana harga garam lokal stabil dan penyerapan garam lokal yang banyak. Dalam situasi tersebut mereka telah melakukan audensi kepada DRPD Provisi dan Gubernur dan memperoleh hasil dari audensi terebut. Setelah melakukan audensi mereka melakukan aksi demo yang diikuti oleh petani garam, pedagang dan asosiasi. Demo sebelumnya pernah dilakukan di Jakarta sebelum adanya garam import yang baru-baru ini terjadi dan adanya PT. Mitra Tunggal Swakarsa. Dengan orang yang mempermasalahkan garam import yang masuk ke Indonesia. Demo tersebut dilakukan hampir di semua Kabupaten Madura, antara lain Kab. Sampang, Kab. Pamekasan, dan Kab. Sumenep. Demo yang terjadi di Kab. Sampang dilakukan di beberapa lokasi, demo di depan kantor DPRD Kab. Sampang dan demo di kantor PT. Garindo.
E.     Kesimpulan dan Saran
Berdasarkan hasil penelitian mengenai berita garam import yang terjadi di Indonesia khususnya di desa Pangarengan, Kab Sampang, maka dapat disimpulkan bahwa, munculnya keresahan petani garam di desa Pangarengan dikarenakan fake news garam import yang akan dijual sebagai konsumsi. Hal ini dapat dibuktikan garam lokal mengalami penurunan harga dan penyerapan yang tidak maksimal seperti musim kemarin sebelum munculnya berita garam import, namun penurunan harga garam tidak dapat dibuktikan oleh petani garam maupun juragan garam. Penurunan harga bisa jadi karena hal lain, Sehingga petani garam lebih mempercayai berita bohong daripada mempercayai klarifikasi dari pemerintahan dan berita tersebut menimbulkan demo petani garam yang terjadi dibeberapa wilayah.
Masyarakat desa Pangarengan perlu mengetahui apa arti dari berita hoax agar masyarakat tidak mudah percaya kepada berita yang mereka terima. Dengan begitu masyarakat dapat mencegah dan mengurangi dampak-dampak negatif yang diakibatkan oleh berita hoax. Serta bersikap lebih bijaksana dalam menanggapi segala sesuatu dalam perkembangan teknologi saat ini. Agar tidak mudah melakukan share informasi tanpa adanya bukti dan sumber yang jelas. Masyarakat harus berpikir lebih logis kepada sebuah berita atau informasi meskipun tidak ada sumber berita, setidaknya berpikir logis terlebih dahulu untuk mempercayai atau tidak. Meskipun membutuhkan waktu yang lama untuk mempercayai suatu informasi tidak masalah.

F.     Daftar Pustaka
Tamburaka, Apriadi. 2012. Agenda Setting Media Massa. Jakarta: PT. RajaGrafindo Parsada
Bungin, Burhan. 2006. Sosisologi Komunikasi: Teori, Paradigma, dan Diskursus Teknologi Komunikasi di Masyarakat. Jakarta: Kencana Pernada Media Group
Nurudin. 2007. Pengantar Komunikasi Massa. Jakarta: PT. RajaGrafindo Parsada
Ardial, H. 2014. Paradigma dan Model Penelitian Komunikasi. Jakarta: Cahaya Prima Sentosa
Strauss, Anselm & Corbin, Juliet. 2015. Dasar-dasar Penelitian Kualitatif Tatalangkan dan Teknik-teknik Teoritisasi data. Yogyakarta: Pustakapelajar
Mc Quail Dennis. 2000. Media Performance: Mass Communication and the Public Interest. London: Sage Publications
Andi Prastowo. 2012. Metode Penelitian Kualitatif Dalam Perspektif Rancangan Penelitian. Jogjakarta: Ar-Ruzz Media
Liliweri, Alo. 1997. Komunikasi Antarpribadi. Bandung: PT. Citra Aditya Bakti
Fiske, Jhon. 2012. Pengantar Ilmu Komunikasi, Jakarta: PT. RajaGrafindo Persada
Budyatna, Muhammad. 2011. Teori Komunikasi Antarpribadi, Jakarta: Kencana Prenada Media Group


No comments:

Post a Comment

Jurnal Komunikasi Petani Garam Dalam Menyikapi Fake News

Komunikasi Petani Garam Dalam Menyikapi Fake News (Studi Kasus di Desa Pangarengan Kabupaten Sampang) Oleh: Rosy Mahko Taro A...